Buktikan! Kita Bukan Kutu dalam Korek Api

Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan, saat memaparkan hasil Rapimnas X DJP, Selasa (08/11/2016)
Catatan Ekstens – Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan memaparkan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) X Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada para pegawai KPP Pratama Bandung Cibeunying, Selasa, (08/11/2016).


Dalam paparannya, Andi menyampaikan poin-poin yang disampaikan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Menurutnya, pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 4,7 persen, tetapi World Bank menyampaikan bahwa negara Indonesia termasuk delapan besar terbaik di atas Inggris dan Prancis. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan negara-negara lain iri terhadap Indonesia yang mempunyai sumber alam, makanan dan energi berlimpah, sehingga dapat menimbulkan ancaman dari luar. Ancaman-ancaman tersebut hanya dapat ditangkal dengan persatuan seluruh elemen bangsa.

Melihat sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, para pendahulu kita berjuang di masing-masing daerah untuk melawan para penjajah (perang kedaerahan), namun tidak berhasil. Hingga munculnya gerakan “Kebangkitan Nasional” tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo, dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang menyatakan bahwa kita “Bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, Indonesia”, kita ber-Bhineka Tunggal Ika, dan akhirnya kemerdekaan dapat kita capai tanggal 17 Agustus 1945.

Kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Panglima TNI mengingatkan untuk selalu setia dan berjuang untuk pencapaian penerimaan pajak yang optimal, guna mewujudkan pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih kuat dan maju.

Lebih lanjut, Andi juga menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menkeu mengapresiasi terhadap seluruh jajaran DJP karena telah berusaha untuk mencoba mengamankan penerimaan negara.

Kendati demikian, Menkeu mengatakan, kalau penerimaan negara masih jauh dari yang diharapkan. Hal itu dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang menilai jika perekonomian RI mengalami pelemahan.

Oleh karenanya, jika dilihat dari dasar pertumbuhan ekonomi yang masih lemah, maka penerimaan rutin harus diamankan serta ekstra effort yang harus ditingkatkan. Gunakan seluruh data yang ada, hitungan harus berdasarkan data. Jangan sampai ada angka tapi tidak ada dasar hitungannya. Itu namanya nujum.

Andi mengarahkan upaya pengamanan penerimaan pajak 2016 yang saat ini tinggal menyisakan waktu kurang dari dua bulan.

“Optimalkan segala potensi yang ada. Dulu mungkin kita berfikir bahwa kenaikan target lebih dari 50% itu hal yang sulit kita capai, namun ternyata pertumbuhan kita saat ini lebih dari 70%, itu artinya pikiran kita sendiri yang membatasi kita,” ujarnya.

“Bapak ibu tahu kutu?”, tanya Andi.

Kutu adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuan fantastisnya dapat melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Sang kutu mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!”

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh mindset korek api yang ia ciptakan sendiri.

“Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Bila potensi yang sesungguhnya ingin muncul, maka harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Buktikan! Kita bukan kutu dalam korek api”, ujarnya memotivasi.

Dalam IHT tersebut disampaikan pula strategi untuk mengamankan penerimaan pajak tahun 2016 dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia.

Kepala Seksi Waskon III Suprianto memaparkan terkait pemanfaatan aplikasi pengawasan wajib pajak yang diberi nama "masuper" (Mapping & Manajemen Surat Perkantoran) dan Aplikasi Profil Wajib Pajak berbasis Web. Diharapkan dengan penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut dapat meningkatkan pengawasan WP sehingga target penerimaan yang diamanatkan dapat tercapai.

About Catatan Ekstens

Catatan Ekstens adalah blog pajak yang menjadi media kami dalam memperbarui pengetahuan perpajakan. Anggap saja setiap postingan pada blog ini sebagai catatan kami. Selengkapnya bisa cek "About" di bagian atas blog ini.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit, dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya