Cerita di Warung Kopi

Ceritanya, saya ngobrol di warung kopi dengan tetanggaku yang bernama Asep Jaynuddin dan biasa saya panggil dengan sebutan Ajay. Kami mengobrol ngalor ngidul tentang banyak hal. Salah satu topiknya adalah seputar pajak UKM 1% (PP-46 tahun 2013) dari omzet yang telah ditetapkan oleh pemerintah tahun lalu.


"Pajak 1% dari omzet itu artinya kalo daganganmu dalam sebulan laku 30jt artinya kamu harus membayar pajaknya 1% dari 30jt itu yaitu sebesar 300rb, begitu juga dengan bulan-bulan berikutnya, pokoknya 1% dari omzet penjualanmu" jelas Ajay kepadaku.

 "Oh gitu, kalo gitu gak peduli berapa modal dagangan saya atau pengeluaran saya yang lain-lain Jay? Pokoknya mau rugi kek mau untung kek tetep bayar pajaknya 300rb yah?" tanyaku lagi.

"Betul" jawab Ajay singkat.

"Makanya kalo dagang yah harus diperhitungkan juga, jangan jual murah tapi gak nutupi pengeluaran gaji, listrik, air, telpon, pajak, pbb, sumbangan dll" kata Ajay menasehatiku.

Diam-diam tukang kopi juga ikut ndengerin obrolan kami. Lantas dia bertanya, “klo gitu saya juga harus bayar pajak yah? Padahal penghasilan saya khan ga seberapa, bisa buat makan sehari-hari juga udah lumayan”.

“betul” sekali lagi Ajay menjawab singkat

“terus klo bayar pajak harus ke kantor pajak ya?, dulu saya pernah nitip ke orang yang katanya bisa ngurus pajak, ga taunya saya tetep ditagih sama orang pajaknya, katanya saya belum bayar pajaknya dan harus nunjukkin bukti bayarnya.” tanya tukang kopi itu.

“hahahaha... bayar pajak kok ke kantor pajak, salah. Yang bener tuh bayar pajak ke bank atau bisa juga ke kantor pos. Makanya klo bayar pajak ga usah nitip-nitip ke orang yang katanya bisa ngurusin pajak. Datang langsung aja ke Bank atau kantor pos. Klo ada yang belum jelas tentang pajak, datang aja langsung ke kantor pajak, disana sudah ada AR, singkatannya Account Representative, petugas pajak yang siap melayani kita untuk nanya apa aja tentang pajak." Kata Ajay panjang lebar.

Saya dan tukang kopi mangut-mangut tanda mengerti.

"Makanya  jangan terlalu percaya sama orang, gak semua orang hatinya sepertimu. kalau kamu terus terusan berprasangka baik pada orang, maka yang rugi adalah kamu sendiri"jelas Ajay lagi.

"Jay, bukannya kita emang seharusnya berprasangka baik" tanyaku.

"katanya sih begitu, tapi faktanya harusnya sih tidak begitu" kata Ajay sambil mengaduk kopinya yang telah dingin.

"Sekarang siap-siaplah mulai tahun ini akan ditagih pajak langsung ke toko" kata Ajay lagi sambil senyum senyum.

"Hah? langsung ke toko gimana Jay?"

“Jadi kayak sales donk?" tanyaku.

"Iyah, soalnya target pajak negara tahun ini naik lagi. Pegawai pajaknya udah males kerja, lah yang gak bayar pajak relasinya para penguasa sendiri sih" kata Ajay.

"Tau dari mana Jay?" tanyaku penasaran.

"Ya gosip yang beredar sih begitu" jawab Ajay enteng.

"Gosip artinya belum tentu pasti bener donk Jay" kataku lagi.

"Yah itu tergantung siapa yang ditanya" kata Ajay lagi.

"Gimana orang pajak mau kerja kalo udah merasa tidak dilindungi, merasa tidak aman" kata Ajay.

"Merasa tidak aman gimana Jay?" tanyaku lagi.

"Yah kalo semua telpon disadap, semua diawasi, dan sang pemimpin juga tidak memberi pelindungan, dicurigai, dan macem-macem, yah mana mau mereka kerja maksimal." jelas Ajay lagi.

"Trus kalo mereka gak kerja maksimal siapa yang rugi Jay?" tanyaku o'on.

"Yang rugi yah rakyat" jawab Ajay pasti.

“Nah lho? bukannya yang rugi adalah negara?" tanyaku lagi.

"Yah kalo rugi negara artinya rugi rakyat, karena imbasnya akan ke rakyat kecil langsung" jawab Ajay.

"Maksudnya gimana sih?" tanyaku lagi

"Yah sekarang kalo target pajak tidak tercapai karena pegawainya udah males kerja gimana? Sedangkan negara masih ngarep 70%-80% dari sumbangan pajak, artinya yah siap siap rakyat kecil di datangi door to door ditagih pajaknya" jelas Ajay lagi.

"Yah susah kalo pimpinan cuma mikir bentar lagi mo pemilu, bentar lagi mo pensiun,  dan udah masa bodoh sama urusan dibawah-bawah yang masih pending " kata Ajay

Aku gak ngerti maksudnya apaan, karena udah capek nanya mulu.

"Abaaang...bangunnnnnnnnnn!!! Udah jam berapa ini... emangnya gak nyari duit, mau makan apa kita nanti. Keburu siang ntar rejekinya dipatok ayam" Teriak istriku nyelonong ke kamar dan membangunkan ku.

ASTAGA TERNYATA SEMUA OBROLAN KU DENGAN AJAY HANYALAH MIMPI BELAKA.


Catatan : ini hanyalah Cerita Rekaan belaka. Kesamaan nama tokoh dan cerita hanya kebetulan belaka

Artikel terkait PP-46 tahun 2013 :

Catatan tentang PP 46 tahun 2013, PPh khusus UMKM


terinspirasi dari : blogswalking.info

About Catatan Ekstens

Catatan Ekstens adalah blog pajak yang menjadi media kami dalam memperbarui pengetahuan perpajakan. Anggap saja setiap postingan pada blog ini sebagai catatan kami. Selengkapnya bisa cek "About" di bagian atas blog ini.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit, dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya